MAKALAH ILMU HEWAN AQUATIK & SATWA LIAR
Penyakit Koi Herpes Virus (KHV) Pada Ikan Mas (Cyprinus carpio)”
 
Disusun                       :   Mela Damayanti (125130107111008) 
Kelas                           :   2012.A
Dosen Pengampu        :   Dr. S.Pi. Uun Yanuhar, M.Si                    




PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Ikan Mas (Cyprinus carpio) merupakan salah satu jenis ikan konsumsi air tawar dengan nilai ekonomis yang tinggi serta mudah dalam pemeliharaannya. Selain itu, permintaan ikan ini di pasar sangat meningkat. Hal inilah yang menjadikan usaha budidaya ikan mas memiliki prospek yang baik serta mengalami perkembangan yang pesat. Salah satu kendala yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan produksi perikanan adalah kendala biologi, yaitu yang berhubungan dengan gangguan hama dan penyakit ikan yang merupakan faktor penghambat dalam upaya peningkatan produksi dan menurunkan hasil kuantitas produksi serta mengancam kelestarian sumberdaya hayati perikanan.
Koi Herpes Virus (KHV) adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis virus umumnya menyerang ikan mas dan koi (Cyprinus carpio), dengan target serangan pada permukaan kulit, insang dan ginjal ikan. Pola penyebaran KHV di Indonesia berlangsung sangat cepat dan sporadis, dan kematian ikan berlangsung sangat cepat dan menyebabkan kematian masal. Kematian masal ini menyebabkan terjadinya kerugian yang sangat besar oleh para peternak ikan. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman kepada para peternak mengenai pentingnya pemahaman tentang penyakit KHV serta pemeliharaan yang intensif dengan adanya biosecurity serta cara-cara lain guna untuk mencegah terjadinya penyakit ini.







BAB II
PERMASALAHAN
2.1. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Penyakit Koi HerpesVirus (KHV) pada Ikan Mas ?
2. Bagaimana Etiologi dari Penyakit Koi HerpesVirus (KHV) pada Ikan Mas?
3. Bagaimana Patogenesitas dari Koi Herpes Virus(KHV) pada Ikan Mas?
4. Bagaimana Epidiomologi Penyakit Koi HerpesVirus (KHV) pada Ikan Mas?
5. Bagaimana  Gejala kLinis Dari Penyakit Koi HerpesVirus (KHV) pada Ikan Mas?
6. Bagaimana Gambaran Histopatologi dari Koi Herpes Virus ini pada Ikan Mas?
7. Bagaimana Penularan dari Penyakit Koi HerpesVirus (KHV) pada Ikan Mas?
8. Bagaimana Siklus Hidup Koi Herpes Virus (KHV) pada Ikan Mas?
9. Apa saja Faktor Resiko dari Penyakit Koi HerpesVirus (KHV) pada  Ikan Mas ?
10. Apa saja Pencegahan dan Pengobatan dari Penyakit Koi HerpesVirus (KHV) pada  Ikan Mas ?

2.2. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Penyakit Koi HerpesVirus (KHV) pada Ikan Mas
2. Untuk Mengetahui Etiologi dari Penyakit Koi HerpesVirus (KHV) pada Ikan Mas
3. Untuk Mengetahui Patogenesitas dari Koi Herpes Virus(KHV) pada Ikan Mas
4. Untuk Mengetahui Epidiomologi Penyakit Koi HerpesVirus (KHV) pada Ikan Mas
5. Untuk Mengetahui Gejala kLinis Dari Penyakit Koi HerpesVirus (KHV) pada Ikan Mas
6. Untuk Mengetahui Gambaran Histopatologi dari Koi Herpes Virus ini pada Ikan Mas
7. Untuk Mengetahui Penularan dari Penyakit Koi HerpesVirus (KHV) pada Ikan Mas
8. Untuk Mengetahui Siklus Hidup Koi Herpes Virus (KHV) pada Ikan Mas
9. Untuk Mengetahui Faktor Resiko dari Penyakit Koi HerpesVirus (KHV) pada  Ikan Mas
10. Untuk Mengetahui Pencegahan dan Pengobatan dari Penyakit Koi HerpesVirus (KHV) pada  Ikan Mas


















BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Definisi Penyakit Koi HerpesVirus (KHV) pada Ikan Mas

Koi herpesvirus ( KHV ) adalah penyakit virus yang menyerang ikan mas Cyprinus carpio. Penyakit Koi herpesvirus ini sering disebut sebagai penyakit herpes pada ikan. Penyakit ini diartikan sebagai salah satu penyakit ikan yang hanya menginfeksi dan dapat menyebabkan kematian masal pada ikan mas dan juga varian hias. Penyakit ini sangat menular dan dapat menyebabkan kematian hingga 85-100% pada semua umur atau ukuran ikan. Penyakit KHV juga disebut sebagai a cold virus atau virus yang menyerang saat dingin karena pemicu penyakit ini adalah penurunan suhu lingkungan.  Individu  yang bertahan hidup pada saat terjadinya wabah umumnya akan menjadi resistant terhadap infeksi berikutnya. Namun ketahanan tersebut tidak menunjukan adanya transfer kepada  keturunannya (Taukhid, 2010)
Ikan mas (Cyprinus carpio) adalah ikan air tawar yang bernilai ekonomis penting dan sudah tersebar luas di Indonesia. Ikan ini merupakan salah satu ikan konsumsi yang sangat di gemari. ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920-an. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang (Taukhid, 2010)

3.2. Etiologi 


Gambar 01. Koi Herpes Virus

Penyakit KHV atau herpes pada ikan disebabkan oleh virus. Virus yang menyebabkan penyakit herpes pada ikan adalah Virus herpes yang sering disebut koi herpesvirus (KHV) sesuai dengan nama penyakitnya. Virus ini termasuk kedalam virus DNA dan memiliki 31 polipeptida virion. selain itu, Genom virus ini adalah molekul linear dsDNA dengan ukuran sekitar 270-290 kbp. Koi herpesvirus memiliki ukuran diameter 170-230 nm, sedangkan inti virus berukuran 100-110 nm dengan bentuk icohedral. Partikel inti ditemukan juga berbentuk circular atau poligonal dengan diameter 78-84 nm dan ekstraseluler virus terbungkus sebagai virion matang dengan diameter sekitar 133 nm. Hasil pemotongan tipis pellet virus yang telah dimurnikan menunjukkan adanya partikel yang terbungkus dengan struktur seperti benang pada permukaan inti. Antara pembungkus dengan nucleocapsid dipisahkan oleh celah electron-lucen sekitar 10 nm. KHV juga berisi daerah padat-elektron asimetrik yang relatif kecil di dalam inti viral yang merupakan DNA genomik dan kompleks nucleoprotein (Pusptaningtyas dkk, 2007)


3.3 Patogenesitas

Patogenisitas KHV di dalam tubuh ikan berlangsung antar sel sehingga tidak perlu keluar sel. Virus ini menyebar dengan cara masuk ke dalam sistem sirkulasi tubuh inang. sifat dari virus KHV tergolong highly cell associated dan bersifat laten, yaitu seumur hidup berada dalam tubuh inangnya. Virus ini memiliki kepadatan bouyant sebesar 1.16 g/ml yang dapat dipurifikasi menggunakan sentrifugasi pada gradient sukrosa dengan pita 37-39% sukrosa selain itu juga memiliki dua gen yang belum pernah didapatkan pada genome anggota herpesviridae, yaitu: thymidylate kinase (TmpK), serine protease inhibitor. dan menghasilkan sekurangnya empat gen yang mengkode protein yang sama dengan yang diekspresikan oleh virus pox, yaitu: thymidylate kinase (TmpK), ribonucleotide reductase (RNR), thymidine kinase (TK) dan B22R-like gene (Wahyu dkk,2004)

Morbiditas dari populasi yang terkena penyakit KHV ini bisa mencapai 100% sedangkan untuk mortilitasnya adalah 70-80%. Kadang juga diikuti dengan infeksi sekunder yaitu adanya infeksi bakteri atau parasit lain sehingga akan mempengaruhi kematian dari ikan mas yang terinfeksi (Hutoran etc, 2000)

3.4 Epidemiologi
KHV pertama kali teridentifikasi pada tahun 1998 sebagai penyebab kematian massal ikan koi, baik stadia juvenil maupun dewasa yang dibudidayakan di Israel, Amerika Serikat dan Jerman. Penyebaran virus ini sudah mencapai Eropa, Amerika Serikat, Jepang, Indonesia, Afrika Selatan, Thailand, Taiwan, Cina dan Malaysia. Serangan virus ini telah menyebabkan kerugian yang sangat besar pada industri akuakultur mengingat ikan mas merupakan komoditas utama ikan konsumsi. Di Israel, penyakit ini telah menyebar ke 90% budidaya ikan mas di semua bagian negara. Hal serupa juga terjadi di Indonesia, penyebaran penyakit ini telah melintasi hampir semua daerah budidaya ikan mas di Indonesia.  Kegiatan budidaya yang intensif, pameran ikan koi dan perdagangan aktif domestik dan internasional yang hampir tidak ada pembatasan dan pemeriksaan atau penerapan program karantina merupakan penyebab penyebaran yang sangat cepat penyakit ini secara global. Virus KHV masuk ke Indonesia pada tahun 2002 melalui perdagangan ikan lintas negara. Infeksi KHV di Indonesia pertama kali terjadi di Blitar dan menyebar ke beberapa wilayah di Indonesia lainya  terutama di Jawa, Bali, dan Sumatera. Wabah penyakit ikan koi herpes virus ini sangat serius karena menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. kerugian yang tercatat di Indonesia berdasarkan informasi yang dikumpulkan hingga awal 2004, secara kumulatif untuk wilayah pulau Jawa, Bali, Sumbawa, dan Sumatera diperkirakan mencapai lebih dari 100 milyar rupiah (Nuryati dkk, 2010)

Gambar 02. Serangan KHV pertama di Blitar

Hasil uji laboratoris KHV di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah menunjukkan hasil yang negatif dari bulan Januari hingga bulan Mei tahun 2008. Demikian pula dari hasil survey lapangan dan wawancara tidak diperoleh informasi yang menyatakan bahwa telah terjadi serangan virus KHV. Sedangkan untuk wilayah DKI Jakarta Banten dan Jawa Barat, pada bulan Januari, Februari dan April 2008 memperoleh hasil positif KHV dengan kisaran suhu pada 26 – 29 °C. Sehingga dapat menunjukkan bahwa penyakit KHV di Pulau Jawa masih eksis. Prevalensi berbanding lurus dengan tingkat serangan menunjukkan pada kondisi menurun dari bulan Januari hingga Februari, dan mengalami kenaikan pada bulan Maret, hingga pada bulan-bulan berikutnya yaitu April dan Mei. Sedangkan jumlah kasus baru (insidensi) pada bulan Januari hingga April menunjukkan pada status yang hampir sama, namun pada bulan Mei terjadi peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian, selama kurun waktu antara Januari - Mei 2008, hampir tidak dijumpai adanya kasus kematian yang signifikan pada budidaya ikan mas akibat infeksi KHV (Gatot, 2008)
 
Gambar 03.Penyebaran KHV di Indonesia

3.5 Gejala Klinis
Gejala klinis yang ditunjukkan oleh ikan mas yang terkena KHV ini adalah sebagai berikut : (Ayu dkk, 2013)
·         Penurunan nafsu makan sehingga ikan akan terlihat lesu
·         Respon tanggap berkurang dan kehilangan keseimbangan berenang
·         Menunjukkan gerakan yang tidak terkontrol, kadang aktif dan kadang diam.
·         Terjadi perubahan warna tubuh
·         Ikan terlihat megap –megap karena terjadi kerusakan insang sehingga akan menganggu respirasi di insang
·         Pada bagian matanya terlihat cekung dan ditutupi selaput putih
 
Gambar 04. Mata cekung (kiri) & terdapat selaput putih (kanan)
Gambar 05. Mata ikan sehat

·         Bagian tubuhnya  terasa kesat karena kekurangan lendir
Saat terjadi invasi virus KHV ikan akan memproduksi lendir berlebihan sebagai respon fisiologis terhadap kehadiran patogen,namun selanjutnya produksi lendir menurun drastis sehingga tubuh ikan terasa kesat
                                                       
Gambar 06. kulit kehilangan lendir
·         Sisiknya mengelupas, sirip geripis dan kulit melepuh disertai luka pada permukaan tubuh
 
·         Hati berwarna pucat dan selanjutnya rusak
·         Ginjal (anterior dan posterior) berwarna pucat
·         Sering diikuti inveksi sekunder oleh bakteri, parasit dan jamur.
Ikan yang terinfeksi KHV mengalami disfungsi hati dan sistem osmoregulasi, hipoprotein, serta imunosupresif sehingga rentan terhadap infeksi patogen sekunder
·         Hemoragi pada operkulum dan sirip


·         Necrosis pada insang ditandai dengan Insang pucat, terdapat bercak putih (white patch), akhirnya rusak dan membusuk.
Perubahan warna insang dan adanya bercak utih atau cokelat ini dikarenakan adanya kematian sel sel insang atau sering disebut “gill necrosis”. Selanjutnya menjadi rusak, geripis pada ujung tapis insang dan akhirnya membusuk. Secara mikroskopis menunjukan adanya kerusakan jaringan yang serius serta kematian sel yang berat.




3.6 Histopatologi
Histopatologi yang ditimbulkan dari penyakit koi herpes virus (KHV) ini pada ikan mas adalah sebagai berikut : (Hutoran etc,2000)
·         Nekrosis pada limpa
·         Focal necrosis pada limfa
Pada gambar di bawah terlihat bagian inti nya mengalami hipertrofi dengan bagian pinggirnya jelas, area limfa juga penuh dengan eritrosit dan terlihat adanya lipofucin pada jaringan limfa.
·         Nekrosis pada sel hati
inti mengalami hipertrofi. Necrosis berasal dari jaringan ikat di sekitar pankreas,sel yang mengalami necrosis bentuknya menjadi  tidak teratur  (jarang yang berbentuk bulat)



3.7 Penularan
Tingkat Penularan penyakit KHV  sangat tinggi sehingga mudah menyebar dari satu ikan ke ikan lainya dengan sangat cepat. Penyakit Herpes /KHV ini menyebar dengan cara yang sama seperti kebanyakan virus herpes yaitu secara kontak langsung dengan ikan yang terinfeksi, dengan cairan dari ikan yang terinfeksi, atau dengan air dan lumpur dari sistem. Selain itu juga bisa karena kontak langsung dengan peralatan yang terkontaminasi. Pada sebagian ikan mas yang terserang menyebabkan kematian dalam waktu yang relatif singkat (beberapa hari saja). KHV akan membunuh 90 % ikan yang terinfeksi dalam kurun waktu 4 hingga 6 hari. Tingkat serangkan virus tersebut akan sangat tinggi jika sihi air rendah dan ikan akan segera menunjukan gejala klinis seiring dengan turunya suhua air. Infeksi virus KHV umumnya lebih serius pada suhu air antara 22-27 o C. Hampir tidak ada kematian terjadi di bawah 18 ° C , dan belum ada kejadian dilaporkan penyakit di atas 30 ° C. Penyakit ini Hanya menginveksi ikan mas dan koi dan Tidak dapat menular ke manusia yang mengkonsumsi (tidak zoonosis). Keganasan dipicu oleh kondisi lingkungan (temperatur dibawah 30 derajat Celcius dan kualiotas air yg buruk). Ikan yang dapat bertahan hidup (survivors) dari penyakit herpes ini dapat menjadi pembawa (carriers) atau kebal. Kekebalan terhadap penyakit herpes tidak menurun ke keturunanya (Gatot, 2008)


3.8   Siklus Hidup KHV

Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa virus KHV masuk kedalam tubuh hospes nya melalui insang, kulit yang ditutupi sirip dan melalui tubuh ikan. Virus yang berhasil masuk kedalam tubuh ini kemudian akan menyebar secara sistemik dari kulit ataupun insang ke dalam organ internal hospes seperti pada organ ginjal, limfa, hati, usus dan jaringan. Pada Pemeriksaan ultra dari eksperimen  ikan mas yang terinfeksi telah memberikan bukti pematangan atau perkembangan virion virus ini terjadi pada inti sel yaitu pada sitoplasma.  Pada awal infeksi akan terjadi sekresi lendir yang berlebihan  hal ini dikarenakan adanya keterlibatan aktif dari kulit hospes dalam patogenesis virus ini. Setelah virus ini menginfeksi daerah lainya dan mengakibatkan terjadinya kerusakan maka virus ini sebagian ada yang keluar dari tubuh hospes dan ada yang dorman tetap berada didalam tubuh hospes nya. Pengeluaran virus KHV pada hospes melalui urin dan feses. Urin dan feses yang dikeluarkan oleh ikan yang sudah terinfeksi ini dapat menular pada ikan lain disekitarnya / pada satu kolam tersebut (Adkison etc, 2005)


3.9 Faktor Resiko
            Faktor resiko adalah faktor yang dapat menyebabkan terjadinya atau perkembangan penyakit. Adapun faktor resiko yang dapat menyebabkan penyakit KHV adalah sebagai berikut : (Gatot, 2008)
·         Ukuran Ikan
Secara umum ukuran benih akan lebih rentan terhadap serangan penyakit KHV dibandingkan dengan ukuran konsumsi/induk, hal ini disebabkan ketahanan tubuh ikan yang berbeda berdasarkan tingkat umurnya
·         Tingkat Oksigen terlarut dalam air
Kandungan oksigen terlarut dalam air yang tinggi dapat mengurangi angka kematian ikan. Semakin rendah kadar O2 maka kemungkinan ikan mengalami stress menjadi lebih besar sehingga akan memudahkan terjadinya serangan KHV ini. Secara umum kandungan oksigen terlarut dalam air normalnya adalah 4-6 ppm
·         Aliran Air
Merupakan faktor yang berpengaruh terhadap penyebaran dan penularan penyakit KHV apabila didalam nya terdapat ikan yang sakit
·         Ikan yang sakit dalam satu kolam
Apaila terdapat ikan yang sakit atau mati maka harus segera dipisahkan dari kolam dan segera mengkubur atau memusnahkanya dengan cara di bakar agar tidak menular pada ikan yang sakit
·         Faktor manajemen
Seperti pakan dan perlakuan

3.10  Pencegahan dan Pengobatan
Upaya pencegahan yang sering dilakukan oleh masyarakat adalah sebagai berikut : (Gatot, 2008)
·         Menggunakan antibiotik maupun bahan kimia
Namun ,penggunaan antibiotik maupun bahan kimia ini tidak membuat keadaan lebih baik. Antibiotik dapat meninggalkan residu di tubuh ikan dan mengakibatkan resistensi terhadap antibiotik bagi manusia yang mengkonsumsinya
·         Desinfeksi sebelum/selama proses produksi
·         Pemberian vitamin C
Dosis pemberian vitamin C berkisar antara 250-750 mg/kg pakan. Idealnya pakan mengandung vitamin diberikan selama pemeliharaan dengan frekuensi sekali sehari dari salah satu jatah pemberian pakan.
·         Manajemen kesehatan ikan yg terintegrasi
·         Gunakan ikan bebas KHV dan karantina (penerapan biosecurity)
·         Imunopropilaksis : pemberian unsur Imunostimulan
Imunostimulan adalah salah satu bahan atau zat yang dapat memicu terbentuknya kekebalan tubuh
·         Mengurangi kepadatan ikan guna untuk menghindari stress
·         Menjaga kualitas dan kuantitas air
Menurut literatur lain Salah satu cara efektif untuk pencegahan penyakit koi herpes virus (KHV) adalah dengan membuat kekebalan spesifik pada ikan melalui pemberian vaksin. Vaksin DNA dapat dijadikan sebagai vaksin alternatif karena kelebihannya yang dapat memperbaiki beberapa kelemahan vaksin tradisional (vaksin hidup dan vaksin mati) seperti resiko terjadinya infeksi. Metode Untuk vaksinasi pada KHV ini lebih efisien menggunakan model perendaman karena biasanya vaksin pada ikan mas dilakukan secara massal sehingga tidak efisien jika melalui injeksi karena jumlahnya yang banyak. Selain itu tehnik perendaman sering digunakan untuk mengurangi tingkat stress serta dapat dilakukan untuk semua ukuran ikan (Nuswantoro dkk, 2012)

Vaksin DNA penyandi glikoprotein koi herpesvirus (KHV) dapat memberikan proteksi yang tinggi pada percobaan skala laboratorium. Vaksinasi dengan dosis 12,5 μg/100μl dapat mempertahankan kelangsungan hidup sebesar 96,67% selama satu bulan setelah uji tantang dengan virus KHV menggunakan dosis letal. Ikan yang divaksin dengan dosis yang lebih rendah yaitu 2,5 dan 7,5 μg/100μl mengalami kematian total berturut-turut setelah 15 dan 19 hari pengujian dengan virus KHV. Indeks fagositosis ikan yang divaksin dengan dosis 12,5 μg/100μl mengalami penurunan setelah hari ke-49 atau 7 hari setelah dilakukan uji dengan pemberian virus KHV (Nuryati dkk, 2010)

Prosedur vaksinasi Koi Herpes virus ( KHV) ini adalah sebagai berikut : (Nuswantoro dkk, 2012)
1)      Ikan/larva ikan yang akan di vaksin diadaptasikan terlebih dahulu sebelum perlakuan.
2)      Adaptasinya dengan cara memelihara secara terkontrol. Seperti Larva ikan mas berumur lima hari dipelihara secara terkontrol di aquarium atau tepat lainya yang berukuran 60 x 50 x 40 cm3 selama 25- 30 hari.
3)      Menyiapkan vaksin,spuit dan gelas ukur
4)      Memasukan air kedalam wadah vaksinasi serta menyiapkan vaksin sesuai dosis dan memasukanya kedalam wadah vaksin tersebut
5)      Setelah 25-30 hari ikan direndam dalam dalam air yang sudah berisi vaksin.
6)      Lama Perendaman adalah selama 30 menit dan hanya dilakukan sekali perendaman saja
7)      Air perendaman diberi aerasi untuk menjaga kadar oksigen terlarut dalam air tetap tinggi
8)      Ikan mas yang sudah divaksinasi dipelihara dalam aquarium atau tempat lainya dengan suhu air 29,1oC dilengkapi dengan aerasi dan air diganti.
Penyakit Koi herpes virus sampai saat ini dilaporkan belum terdapat adanya obat yang efektif membunuh virus ini sehingga Apabila Koi Herpes Virus (KHV) sudah terlanjur menyerang ikan mas maka cara efektif yang harus dilakukan  adalah sebagai berikut : ( Gatot,2008)
·         memisahkan ikan koi yang sudah terinfeksi dari ikan yang masih sehat denbgan cara memasukkan ikan yang terinfeksi kedalam kolam karantina
·         Menaikkan suhu air kolam karantina secara perlahan-lahan hingga 30 derajat celcius dan memberikan aerasi yang cukup
·         Selama masa pengobatan ini ikan tidak perlu diberi makan. Namun hanya perlu memberikan antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder saja.









BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Koi herpesvirus ( KHV ) adalah penyakit virus yang menyerang ikan mas Cyprinus carpio dan varian hias. Penyakit ini diartikan sebagai salah satu penyakit ikan yang hanya menginfeksi dan dapat menyebabkan kematian masal pada ikan mas. Penyakit KHV disebabkan oleh virus koi herpesvirus (KHV) sesuai dengan nama penyakitnya. Virus ini memiliki ukuran diameter 170-230 nm, sedangkan inti virus berukuran 100-110 nm dengan bentuk icohedral. KHV pertama kali teridentifikasi pada tahun 1998 di Israel dan masuk ke Indonesia pertama kali di daerah blitar pada tahun 2002 melalui perdagangan ikan lintas negara. Gejala klinis yang ditimbulkannya adalah Penurunan nafsu makan sehingga ikan akan terlihat lesu, Pada bagian matanya terlihat cekung dan ditutupi selaput putih, Bagian tubuhnya  terasa kesat karena kekurangan lendir serta nekrosis pada insang dst. Penularan KHV adalah secara kontak langsung serta faktor resikonya yaitu Ukuran Ikan, Tingkat Oksigen terlarut dalam air, Aliran Air dst. Upaya pencegahan terhadap penyakit ini salah satunya adalah dengan cara penerapan biosecurity dan vaksinasi sedangkan untuk pengobatanya sendiri belum terdapat adanya obat yang efektif membunuh virus ini sehingga untuk pengobatanya sendiri dapat di beri antibiotik untuk meminimalisir terjadinya infeksi sekunder.















DAFTAR PUSTAKA

Adkison etc, 2005. An enzyme linked immunosorbent assay (ELISA) for detection of
antibodies to the koi herpesvirus (KHV) in the serum of koi Cyprinus carpio. Fish Pathol.

Ayu dkk,2013. Aplikasi Vaksin Dna Koi Herpes Virus (Khv) Melalui Metode Perendaman Dengan Dosis Yang Berbeda Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Pada Ikan Mas (Cyprinus Carpio). Universitas Diponegoro

Gatot, 2008. Studi Epidemiologi Koi Herpes Virus yang Menyerang Ikan Mas (Cyprinus carpio) Dipulau Jawa. Universitas Terbuka : Jakarta

Hutoran etc, 2000. Description of an as yet unclassified DNA virus from diseased Cyprinus carpio. Journal of Virology

Nuryati dkk, 2010. Gambaran darah ikan mas setelah divaksinasi dengan vaksin DNA
dan diuji tantang dengan koi herpesvirus. IPB : Bogor

Nuswantoro dkk, 2012. Efikasi Vaksin DNA penyandi Glikoprotein Koi Herpesvirus GP-25 Pada Ikan Mas Stadia Benih Melalui Perendaman. UB : Malang

Taukhid, 2010. Induksi Kekebalan Spesifik Pada Ikan Mas,Cyprinus Carpio Linn. Terhadap Infeksi Koi Herpesvirus (KHV) Melalui Teknik Kohabitasi Terkontrol.Universitas Padjajaran : Bandung
Puspitaningtyas dkk, 2007. Potensi Ekstrak Bawang Putih Allium Sativum Untuk Menginaktifasi Koi Herpesvirus (Khv) Pada Ikan Mas (Cyprinus Carpio).IPB : Bogor

Wahyu dkk, 2004. Klonisasi Gen Penyandi Protein Pembungkus Mayor Koi Herpes Virus (KHV). UGM : Yogyakarta




















                                                                                      
 



date Jumat, 13 Juni 2014

0 komentar to ““Penyakit Koi Herpes Virus (KHV) Pada Ikan Mas (Cyprinus carpio)””

Leave a Reply: